Selasa, 29 Januari 2013

Antibodi Patah Hati

   Dua malam lalu, dalam sebuah percakapan hangat lewat telepon, ada sebuah topik unik yang tanpa sengaja terdengar. Si profesor, adik saya, beberapa hari ini bertingkah aneh. Rambutnya mendadak gondrong. Hari-harinya dihabiskan bersama kemurungan dan kehampaan. Padahal, adik saya ini salah seorang yang saya kagumi: muda, cerdas, saleh, dan tentunya punya tampang yang lebih dari sekadar lumayan. Bagi pemuda yang sedang menyelesaikan sripsi dan mempersiapkan beasiswa S2-nya ke Swiss, tentu bukan masalah uang, akademis, atau problematika tingkat dewa yang bisa membuatnya galau. Permasalahan-permasalahan berat semacam itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Menyelesaikannya merupakan tantangan tersendiri. Lantas, apa yang membuatnya mendadak "seniman"?

   Selidik punya selidik (ini masih dugaan) si adik sedang putus cinta. "Lagi-lagi", penyakit satu ini sukses menghancurkan tatanan hidup seseorang. Meluluhlantahkan pemikiran logis dan prinsip-prinsip idealis yang dibangun sempurna. Tentang mimpi, hidup, dan rancangan-rancangan masa depan. Dan, secara spontan ingatan saya kembali pada sekitar tiga tahun lalu. Suatu masa ketika saya pun mengalami hal serupa. Diserang kegalauan karena serangan panah si cupid yang kebetulan nggak menembus hati, tapi otak saya. Akibatnya, otak saya nggak mau bekerja dengan semestinya. Pemikiran-pemikiran logis mendadak menguap. Nasihat dan omongan orang ibarat tukang bakso kelililing  Yang tersisa hanya bunyi tok tok tok tok....
   Putus cinta, patah hati, dan apa pun itu persamaannya memang tidak pernah bisa dilenyapkan dari muka bumi. Karena itu, cerita-cerita sejenis ini akan tetap eksis selama kehidupan itu sendiri ada. Kita akan selalu dan selalu menemukan orang-orang yang mendadak galau, melakukan hal-hal di luar akal sehat, dan sedikit lebai. Tingkat kegalauan dan keanehan itu bergantung berapa tingkat stadium patah hati yang menyerang dan kekebalan tubuh si penderita. Ada penderita patah hati yang kekebalan tubuhnya terlalu lemah sehingga apa yang menyerangnya benar-benar merusak semua tatanan hidup hampir keseluruhan. Nggak doyan makan, skripsi berantakan, mengurung diri di kamar, ngelamun di atas genting (ini pernah dilakukan teman saya), nangis bombai beratus-ratus malam, sampai berniat bunuh diri (Nauzubillah). Bagi yang kekebalan tubuhnya cukup lumayan, dampak penyakit tersebut mungkin sedikit bisa dikendalikan.
   Sebenarnya, hal-hal yang nggak mengenakkan ini bisa jadi duit kalau kita sedikit kreatif. Masih ingat dengan album Selamat Datang Pagi milik Glenn Fredly? Di dalamnya ada lagu Januari dan Akhir Cerita Cinta. Ingat kan? Kita juga pasti ingat bahwa dua lagu itu benar-benar booming. Saya masih duduk di bangku SMA kala itu. Hampir seluruh lagu di album itu menduduki posisi pertama di setiap chart musik, baik di radio atau televisi. Pertanyaannya adalah pernahkah Glenn menciptakan lagu seindah dan sehidup itu? Jawabannya NGGAK. Pertanyaannya lagi apa yang membuat Glenn mampu menciptakan lagu-lagu keren itu? Dan, jawabannya adalah PATAH HATI saudara-saudara.
   Kenapa lagu-lagu di album Selamat Datang Pagi benar-benar "hidup"? Siapa pun yang mendengarnya, apalagi yang merasakan hal sama, tentu merasakan efek luar biasa. Yup, Glenn menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu di album tersebut dengan sempurna karena itu adalah kisahnya, kehidupannya. Dia merasakan setiap nada dan lirik yang dia bawa. Ini yang saya maksud dengan patah hati yang penderitanya memiliki kekebalan cukup lumayan. Dia tidak membiarkan virus itu menghancurkan tatanan hidup secara kesuluruhan.
   Bagi saya, patah hati adalah sahabat baik hampir 11 tahun. Tepatnya sejak saya mengenal cinta pada usia 13 tahun. Adalah teman sekelas saya yang membuat saya menjomblo sepanjang remaja. Penyakit ini sukses membuat saya melakukan hal-hal konyol di luar akal sehat. Detailnya akan saya ceritakan di tulisan lain. Yang pasti, berbicara tentang patah hati, kita akan dihubungkan dengan serangkaian kisah, cerita, tindakan, peristiwa unik, konyol, memalukan, menyedihkan, mengharukan, dan banyak hal. Untuk itu, jadilah penderita dengan kekebalan tubuh yang sedikit lumayan. Memiliki antibodi yang cukup adalah hal wajib ketika kamu memutuskan untuk memasuki ranah cinta: mencintai, membangun sebuah hubungan.
   Lalu, dari mana antibodi itu didapatkan. Banyak: buku, film, komunitas, teman-teman yang superkeren, dan kreativitas. Orang-orang kreatif cukup mampu menyalurkan kegelisahannya lewat karya-karya menarik: puisi, cerpen, novel, lukisan, lagu, dan masih banyak contoh lain. Saya menghabiskan hampir enam diary dalam 11 tahun masa patah hati saya. Menulis juga salah satu bentuk kreativitas bukan?:p. Sahabat saya yang anak DKV menghabiskan berlembar-lembar kertas untuk melukis sketsa segala sesuatu tentang perempuan yang dicintainya. Perempuan yang sudah punya pacar dan tak mungkin dimiliki teman saya itu. Hati boleh terluka, jiwa mungkin tersiksa, tapi jangan sampai mati konyol karenanya.
  Pada akhirnya, semua bergantung masing-masing penderita. Sebab, penyakit satu ini adalah penyakit paling abstrak di muka bumi. Meski begitu, jangan pernah berpikir untuk menghindarinya. "Nikmati saja. Suatu saat kamu akan menertawakan hari ini" begitulah kalimat yang saya katakan pada seorang teman saat dia merasa hidupnya hancur karena serangan patah hati. Dua tahun berselang, dia benar-benar menertawakan kebodohannya kala itu. Yup, karena dia telah bahagia dengan menikahi perempuan cantik, baik, cerdas, dan superbaik: Saya. :D


Surabaya, 30 Desember 2013
-Meetha-
       

2 komentar: